Assalamualaikum wr.wb.. akhi wa ukhti fillah, Selamat Datang Di Blog Lingkar Siswa Khatulistiwa... Save Our Young Generation

Selamat Datang Di Blog LPSI-LSK

Assalamualaikum..... sobat semuanya dimanapun berada......
Selamat datang di blog Lingkar Siswa Khatulistiwa.
Organisasi ini berawal dari Forum Lingkar Siswa (FLS) yang bergerak menyentuh pembinaan moral pelajar sekolah menengah atas (SMA & Sederajat) di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sekarang FLS yang telah berkembang berganti nama menjadi Lembaga Pembinaan Siswa Islam Lingkar Siswa Khatulistiwa (LPSI-LSK) hadir di tengah-tengah insan pendidikan guna mempersiapkan generasi terbaik menjawab tuntutan perubahan dan perkembangan jaman menuju masa depan. ck.ck.ck
lembaga ini mempunyai motto: Save Our Young Generation!


Galang Dana Pelajar Untuk Prestasi Masa Depan :
Transfer via Rekening
a.n. Dewi Sukmawati QQ LPSI-LSK
BSM No. 0257051281


Untuk Keterangan Lebih Lanjut
hub. : 08125782632

Dokumentasi Kegiatan LSK

Minggu, 15 Februari 2009

Cinta Paling Dahsyat

Oleh: Kanada Kurniawan

Bismillahhirrohmaannirrohiim

Dengan nama Robb semesta cipta pemberi rahmat bagi segenap makhluk dan beriring untaian solawat serta salam yang selalu disampaikan kepada manusia paling mulia kekasih Penguasa dan Pencipta Cinta, Rosulullah saw yang diikuti puji-pujian bagi seluruh pengikut beliau yang tetap teguh dan bersabar hingga akhir zaman.
Wah ini tulisan pertama saya di blog LSK yang tercinta. Bingung abis mau nulis apa nih. Selain karena belum biasa nulis, juga mungkin karena belum banyak yang bisa dibagi kali ya, pengalamannya masih dikit.
Tapi Oklah, daripada ngomong ngalur ngidul kek gini, ya udah deh, saya bakal cerita tentang pengalaman beberapa waktu lalu selepas rapat LSK. Kejadiannya belum lama sih rasanya, untuk waktu dan tanggal yang tepatnya ntar aja yah, lagi malas buka MS Outlook nih.

Sederhana sih tapi moga-moga aja bermanfaat. Jadi gini, ketika kemaren saya ikut rapat terbatas di MaBes LSK –duh serem banget kedengerannya- saya bertemu dengan seorang teman yang udah cukup lama ngga ketemu. Beliau kelihatan rada gemuk sekarang . Seperti biasa saya langsung menyapa –sambil sungging senyum tentunya- dan menjabat tangan beliau. Saya coba mendahului dengan bertanya kabar beliau dengan logat pontianak yang kental banget:
“Ape kabar akh?”
Beliau pun spontan menjawab. “baek akhi”
Trus seperti digerakkan oleh Allah, nih mulut langsung aja nyelonong tanpa permisi bertanya lebih lanjut.
“Gimane kabar imannye akhi?” masih dengan logat Pontianak.
Sang akhi pun keliatan rada kaget juga denger pertanyaan tiba-tiba tadi. Lalu bengong beberapa detik trus beliau coba jawab sekedarnya. tapi –mungkin- karena agak ragu dengan jawaban pertama, beliau ini ngelanjutin dengan menyatakan bahwa imannya lagi yazid –meningkat-. Trus beliau pun berlalu.
Setelah itu saya jadi kepikiran terus dengan kejadian singkat itu. Wah keknya saya udah lama juga ngga bertanya dan atau ditanya –saling bertanya- tentang kabar iman masing-masing. Nyesel banget rasanya kok hal penting gini bisa kelupaan ya. Padahalkan ini salah satu bentuk anugerah Allah paling gede yang dilimpahkan buat kita orang Islam. Bahasa kerennya Ukhuwah, trus biasa juga disebut brotherhood.
Allah telah menciptakan rasa cinta dalam diri setiap manusia. Dan khusus buat yang Muslim, Allah menambahkan nikmat-Nya dengan memberikan anugerah berupa Ukhuwah yang berharga. Allah meramu kekuatan kasih sayang yang begitu dalam dan memadukannya dengan pengorbanan yang melampaui batas-batas egoisme cinta dua insan –seperti di sinetron itu loh- untuk membentuk kekuatan cinta baru yang bernama ukhuwah. Lalu ramuan ini dicampur dengan saripati keikhlasan yang membuatnya berbeda dari cinta cinta yang lain. Hingga kitapun akan melihat bentuk kerelaan, perhatian dan kesetiaan yang begitu tinggi antar sesama manusia yang dinaungi cinta ukhuwah ini. Kerelaan yang tidak menuntut balas jasa atau hal yang serupa. Perhatian yang membuat kita hangat di dalamnya. Serta kesetiaan yang tak tergoyahkan oleh ragam ragam ujian yang menerpa.Ukhuwah itu bagai oase di tandusnya gurun. Ia juga serupa pepohon yang memberi naungan keteduhan di bawah rerimbun dedaunnya. Menghindarkan kita dari terik sengatan sifat sifat kotor yang kian meracuni lingkungan.
Begitulah rahmat Allah yang sangat besar buat hamba-Nya. Nah jadi pengen bangetkan rasanya? Biar kita kebagian nikmatnya ukhuwah ini, paling ngga kita bisa mulai dengan hal-hal berikut :
1. Mari kita coba memberi lebih banyak ketimbang meminta.
Wah kedengarannya sulit banget ya? Tapi klo dicoba jadi ngga sulit kok. Paling ngga kita memberikan doa deh buat saudara kita seiman (baca : sesama muslim). Lalu jika ada yang butuh bantuan kita harus mencoba memberikan bantuan dengan sepenuh hati –ikhlas gitu loh- dan jangan setengah-setengah.
Yang bikin gawat adalah kalo kita ngga tau kapan sodara kita itu butuh bantuan. Nah yang satu ini perlu kepekaan hati, kepercayaan dan keterbukaan. Rada sulit juga menentukan batas-batas antara ketiganya. Yang jelas tiga hal itu mesti bersenyawa dengan baik dalam tingkah pergaulan kita.
Sebagai saudara kita harus lebih peka terhadap keaadaan saudara yang lain dan tentu peka juga terhadap perubahan yang terjadi. Jika tiba-tiba aja ada saudara yang murung tentu itu merupakan tanda bahwa telah ada sesuatu yang terjadi bukan? So jangan lantas cuek aja.
Lalu kepercayaan dan keterbukaan kepada sesama. Kepercayaan biasanya tumbuh dari pengenalan. Mulailah berbagi tentang kehidupan pribadi dengan saudara kita, jangan hanya berbagi dalam aktifitas yang rutin aja. Mulailah masuki kehidupan saudara kita secara lebih dalam, tanyakan keadaan dan hubungan keluarganya, keadaan finansial –wah yang ini biasanya agak sensi-, lalu kabar pasangan dan anak mereka –bagi yang sudah berkeluarga tentunya- lalu mungkin bicara tentang masa depan (bagi yang sudah agak berumur seperti saya, hehehe ) tanyakan juga perihal cita-cita pribadi. Nah biasanya dengan begitu akan mulai tumbuh rasa kedekatan.
Dan masih banyak lagi sih tipsnya, mungkin ntar yang lain deh yang nambahi.
2. Saling menasehati
Nah, hati-hati nih dengan yang namanya nasihat. Biasanya ada yang suka meradang atau alergi dengan makhluk yang satu ini. Katanya sih, salah satu ciri lingkungan yang baik adalah jika kita bergaul di dalamnya maka kita akan dibawa terus menuju hal-hal yang baik. Untuk itu diperlukan yang namanya nasihat.
Ingat loh, jika ada temen yang salah dan atau lupa, maka udah jadi kewajiban kita ngingetin. Jangan santai aja loh ya bisa masuk neraka ntar. Atau malah ngompor-ngompori pake kompor gas pula, bisa terbakar amarah tuh sodara. Ingat aja kalo kita pernah diajari bahwa salah satu bentuk puncak keimanan adalah menasehati dengan cara yang baik seorang penguasa yang zalim. Intinya sering-sering aja ngasi nasehat. Paling ngga dengan ngasi nasehat buat orang lain, kita juga turut ingat akan hal yang jadi materi nasehat kita itu.
Trus biasanya nasihat yang sukses membawa perubahan adalah nasihat personal. Bukannya nasihat berupa sindiran, trus disampaikan di depan umum pula. Bisa perang dunia ke III tuh (harap jangan terlalu diseriusi, suka pake gaya bahasa hiperbola soalnya).
Jadi nasihat bisa jadi parameter teknis yang efektif guna mengukur kedalaman ukhuwah –duh ribet banget bahasanya-. Maksudnya, jika kira-kira kita udah lama ngga ngasi nasehat buat sodara kita, itu berarti ikatan ukhuwah mulai merenggang. Soale, setiap manusia itu sangat sering melakukan kesalahan dari waktu ke waktu. Nah jika kita udah lama ngga ngasi nasehat berarti kita udah ngga perhatian lagi ama kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh saudara kita itu. Ya gitu deh kira-kira.
Nah setidaknya, dua hal itulah yang perlu diperhatikan guna meraih kenikmatan berukhuwah. Tentunya ukhuwah itu punya banyak level pula. Dan dalam setiap level itu kita juga akan dianugerahi kerahmatan cinta yang berbeda-beda jika kita berhasil mencapainya. Nah, yang barusan tadi adalah penjelasan buat level pertama. Karena bakal panjang banget, so saya sudahi hingga level pertama dulu.
Oh iya, ukhuwah itu mesti dimainkan dengan multi player, jangan hanya double player atau malah single player aja, ntar bisa aneh banget hasilnya. Dan makin banyak pemain yang ikut andil maka makin sukseslah ukhuwah itu. So sebarkanlah informasi tentang pentingnya berukhuwah ini, agar makin banyak yang ikutan dalam game online kita (ups sorry just kidding).
Dan karena kekuatan ukhuwah ini sangat besar dan mumpuni maka perhatikanlah dengan seksama adab-adab pergaulan antara lawan jenis. Karena jika salah penempatan, bukannya kemuliaan persaudaraan Islam yang didapat, bisa-bisa malah “kawin masal” hehe (lagi-lagi hiperbola).
Ya udah deh segitu aja dulu, ntar disambung lagi. Dan terakhir saya benar-benar butuh kritik dan saran mengenai tulisan ini baik dari segi muatan, gaya penulisan maupun tata bahasanya, maklum penulis pemula, masih gamang cari gaya menulis. So tolong kasi komentar ya.
Maka segala yang telah tertulis di atas tentu pertama kali akan kembali kepada diri penulis. Ya. Allah rahmatilah hamba dengan manisnya ukhuwah. Demikian tulisan ini saya buat. Demi Dzat Yang Maha Membolak-balik hati, saya bersujud memohon ampunan jika ada noda yang mengotori keikhlasan hati dalam menoreh taujih ini. Ya Allah tiada lain kecuali keridhoaan-Mu lah yang jadi dambaan hati.
Yang benar datangnya dari Pencipta Kebenaran dan yang salah tentu kelemahan dari pribadi ini. Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat banyak untuk sidang pembaca.
Billahi Taufiq Wal Hidayah.
Wassalamualaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.
Menerima segala bentuk kritik, saran, cacian, makian, hujatan, makanan, minuman, buah-buahan dan lain-lain
Tanpa maksud narsis sedikit pun, silakan hubungi saya di :
YM ID : kanada.kurniawan
Email : alfatihmail-community@yahoo.co.id
FB/FS : alfatihmail-community@yahoo.co.id
Weblog : http://kanadakurniawan.com (coming soon)

1 komentar:

  1. betul akh, kita jarang bertanya tentang keadaan iman saudara kita sendiri, padahal itu kebiasaan sahabat Nabi saw. Mulai sekarang kita terapkan yo' di LSK, stuju nggak???

    BalasHapus