Assalamualaikum wr.wb.. akhi wa ukhti fillah, Selamat Datang Di Blog Lingkar Siswa Khatulistiwa... Save Our Young Generation

Selamat Datang Di Blog LPSI-LSK

Assalamualaikum..... sobat semuanya dimanapun berada......
Selamat datang di blog Lingkar Siswa Khatulistiwa.
Organisasi ini berawal dari Forum Lingkar Siswa (FLS) yang bergerak menyentuh pembinaan moral pelajar sekolah menengah atas (SMA & Sederajat) di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sekarang FLS yang telah berkembang berganti nama menjadi Lembaga Pembinaan Siswa Islam Lingkar Siswa Khatulistiwa (LPSI-LSK) hadir di tengah-tengah insan pendidikan guna mempersiapkan generasi terbaik menjawab tuntutan perubahan dan perkembangan jaman menuju masa depan. ck.ck.ck
lembaga ini mempunyai motto: Save Our Young Generation!


Galang Dana Pelajar Untuk Prestasi Masa Depan :
Transfer via Rekening
a.n. Dewi Sukmawati QQ LPSI-LSK
BSM No. 0257051281


Untuk Keterangan Lebih Lanjut
hub. : 08125782632

Dokumentasi Kegiatan LSK

Senin, 08 Juni 2009

Kita dan Pak Tua

Oleh : Lisa Listiana (manajer Divisi Program LSK)



Alkisah seorang pak tua yang eksis di suatu zaman di negeri antah berantah. Ia sangat sukaaa sekali dengan salah seorang pahlawan. Saking sukanya, pak tua itu pun meniru sedetil-detilnya sosok pahlawan yang diidolakannya itu. Ia mencoba berpakaian seperti sang pahlawan, dari raut, gaya rambut, bahkan janggut, semuanya Ia ikut, tak satupun luput.

Nah, suatu hari, kerajaan pun mengadakan sebuah acara penghargaan khusus untuk para pahlawan. Sang raja memerintahkan siapapun, termasuk rakyat jelata dan hamba sahaya, tak ketinggalan para prajuritnya, untuk menominasikan orang-orang yang mereka anggap patut untuk diberikan penghargaan.
Sampai pada akhir masa pencarian untuk orang-orang yang akan dinominasikan, sang Raja teringat akan seorang pahlawan, yang kebetulan adalah orang yang sama yang diidolakan oleh pak tua tadi. Apa yang terjadi?


Para prajurit akhirnya mendatangi sang raja dengan membawa seseorang yang miriiip sekali dengan pahlawan yang dicari itu. Pak tua pun merasa senang karena berhasil meyakinkan orang-orang bahwa dia memang mirip dengan pahlawan itu sampai-sampai orang mengira dialah sang pahlawan yang dicari-cari raja.
Namun sang Raja tidak begitu saja percaya. Ia menguji pak tua itu dengan berbagai pertanyaan dan tes.

Dan terkuaklah kenyataan, bahwa pak tua itu hanyalah orang biasa yang berusaha menjadi semirip mungkin dengan tokoh yang diidolakannya. Bagaimanakah perasaan sang raja?
Dia maaaaarrah besar! Dia pun menghukum pak tua itu karena berani-beraninya meniru sang pahlawan tanpa mengatakan yang sebenarnya bahwa dia hanyalah rakyat jelata. Raja murka bukan karena pak tua itu mengidolakan sang pahlawan, tapi Ia marah, karena pak tua itu tidak jujur.

Pelajaran yang bisa diambil adalah.. satu poin penting dalam proses hijrah kita. Kebanyakan dari kita adalah pak tua itu, yang terfokus untuk menghiasi diri dengan aktifitas-aktifitas lahiriah. Kita mungkin sudah berjilbab sempurna, lebar, dan bersahaja. Atau yang ikhwan, sudah berjanggut, isbal, dengan tanda sujud yang terlukis indah didahinya. Tilawah habis berjus-jus, sholat tidak pernah ketinggalan, Dhuha tidak pernah absen, puasa sehari buka sehari, bahkan tiap malam berhasil bangun lebih dulu dari pada cicak-cicak yang menempel didinding..
Tapi..
Sudahkah kita evaluasi, seberapa membekas itu semua dalam diri kita? Sudahkah itu semua memberikan pengaruh dalam dakwah kita, kampus kah atau sekolah..
Coba lihat hati kita, adakah Raja' dan Khauf disana? Ketika bergaul dengan partner dakwah kita, ketika berinteraksi dengan objek dakwah kita, ketika menjalankan semuuuua amanah kita..
Jangan-jangan, kita adalah pak tua itu, yang menghiasi diri kita dengan atribut-atribut dakwah, dari atas sampai bawah, dan kita pun terkejut, ketika menghadap Allah, Allah murka karena kita tidak jujur .. Allah pun membenamkan kita ke dalam api yang membara.

Orang yang shiddiq adalah orang yang sibuk dengan batiniahnya walaupun Ia tidak meninggalkan proses lahiriahnya. Orang yang shiddiq adalah orang yang berusaha sampai titik penghabisan, yang ada dipikirannya adalah mendaki dan terus mendaki, ia ingin diakhir hidupnya, ia berada dititik pendakian yang tertinggi. Dan ia sadar, bahwa ia tidak boleh merasa sudah meraih titik tertinggi, karena saat itulah ia akan terjatuh dari proses mendakinya.

5 komentar:

  1. subhanallah, what a very inspiring article...

    smoga,jikalau kita selama ini seperti Pak Tua, segera datang Raja dan Khauf untuk singgah di hati kita semua, dan menjadi penghuni yang betah berada dalam hati kita hingga khusnul khatimah, amiiin ya Rabb.

    jazakillah khair, kak lisa :)

    good luck for LSK.

    BalasHapus
  2. Gluk!!!taujih yang mengena. keep writing ranger pink

    BalasHapus
  3. kha
    subhanallah..
    ya..ya.. terasa banget udah umur segini belum bisa memberikan kontribusi yang berarti buat dakwah ini. Hanya ALLAH yang tau niat kita.Ya ALLah ku mohon berikanlah kemudahan dalam menjalaninya.

    BalasHapus
  4. subhanallah tulisn yang luar biasa menginspirasi

    BalasHapus
  5. mengena di hati dan smg kita dapat selalu mengintropeksi diri...Aamiin
    Keep Posting :)

    BalasHapus